Senin, 27 April 2009

Kedamaian

“Tidak ada yang perlu dilakukan, cukup hanya menjadi apa adanya” Stephen Levine.

Menyelami hidup dengan menyadari sepenuhnya momen sekarang, mengantarkan satu hal yang dikejar hampir semua orang sepanjang hidup mereka: kedamaian. Santai dalam meresapi momen sekarang, mengantarkan Kita ke dalam keadaan mental dan fisik yang tenang, diam dan sentosa dan akhirnya melepaskan kita dari treadmill gagasan “di sini tetapi harus sampai ke sana.” Bila saat ini kita sedang melakukan apa pun yang sedang kita tekuni, maka tidak ada waktu untuk memeriksa jurang antara harapan kita dengan kenyataan sesungguhnya, atau antara dimana kita berada dan dimana kita mengira sepatutnya harus berada. Kita terlalu sibuk meresapi saat kini sehingga tidak sempat menganalisanya dan menganggapnya salah.

Salah satu film kesukaan saya adalah Being There, di mana Peter Sellers memainkan peran sebagai sarjana yang dungu tetapi menimbulkan rasa sayang, yaitu Chauncey Gardner. Chauncey. Yang bersahaja pikirannya, hidup dalam saat kini, sama sekali tanpa menyadari hal-hal lain selain apa yang dilihatnya di depan matanya. Ketika suatu perputaran nasib yang aneh membawanya keluar dari kebunnya yang tercinta, di mana ia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk merawatnya, lalu menduduki posisi di mana ia harus menasehati presiden-presiden dan raja-raja bisnis yang berkuasa, Chauncey hanya menawarkan kebijakan yang disimpulkannya dari pemeliharaan bunga dan merawat tanah. Tentu saja dunia menganggap pernyataan-pernyataannya yang sederhana sebagai analogi-analogi yang bijak, dan ia disambut sebagai salah satu pemikir terbesar di masa kini.

Chauncey merasa damai dalam kesederhanaannya. Hidup terasa sederhana dan mudah bagi orang ini, karena hal-hal yang berkenaan dengan masa lalu dan masa depan tidak berarti baginya. Ia sepenuhnya terfokus pada saat sekarang ini.

Banyak di antara kita berpacu dalam kehidupan, selalu sedang terburu-buru menuju suatu tempat. Bila kita bertanya kepada sepuluh pengemudi dalam perjalanan pagi mereka tentang apa yang sedang mereka lakukan, sembilan di antaranya besar kemungkinan akan menjawab “pergi ke tempat kerja.” Yang kesepuluh – yang menjawab, “mengemudikan mobil saya” – adalah yang sudah menguasai pelajaran kedamaian saat sekarang. Besar kemungkinan ia tidak datang lebih lambat di tempat kerjanya daripada kesembilan yang lainnya, yang melewatkan waktu perjalanan mereka dengan memfokuskan kepada tujuan perjalanan mereka dan bukan kepada di mana mereka sedang berada. Mungkin yang kesepuluh bahkan menikmati perjalanannya.

Tentu saja, saya bukan menyarankan kepada anda agar anda melewati hidup dengan mengambang, sama sekali terlepas dari masa lalu dan buta terhadap masa depan. Hanya saya sarannkan agar kita berhenti sewaktu-waktu agar sepenuhnya menatap dalam saat sekarang dan merasakan kedamaian yang timbul.

“Di sana” tidak lebih baik daripada “Di sini”

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com